PDM Kota Metro - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Metro
.: Home > Artikel

Homepage

Logika kekayaan: Logika Rezeki Kiper dan Penyerang

.: Home > Artikel > PDM
20 Oktober 2021 07:49 WIB
Dibaca: 378
Penulis :

 

Oleh: Samson Fajar

 

Ada dua logika dalam masalah rezeki, bagi mereka yang memahami akan mampu mengambil ibrah pelajaran dan akan membuatnya mudah memahami pola rezeki atau kekayaan yang Allah SWT berikan. Logika ini penulis ambil dari kisah diskusi imam Malik dan Imam Syafi'i tentang rezeki. Apakah rezeki itu harus diusahakan atau rezeki itu diberikan tanpa usaha cukup tawakal. 

Pada suatu hari terjadi diskusi antara Imam Syafi'i sebagai murid Imam Malik, Imam Syafi'i berpendapat bahwa rezeki harus diusahakan, dicari dan jemput. Sedangkan Imam Malik menganggap tidak harus usaha, cukup tawakkal, seperti burung yang bertawakkal. 

Karena tidak puas dengan pendapat imam Malik maka Imam Syafi'i keluar, dia menemukan seseorang yang sedang panen anggur, maka beliau membantu panen, sehingga dapat upah anggur.

Saking senangnya dan merasa pendapatnya menang, maka dia menghadap Imam Malik, dan menyuguhkan anggur dihadapan imam Malik. Lalu berkata, inilah bukti bahwa rezeki harus dicari, dijemput. Lalu Imam Malik menjawab, dan ini juga bukti bahwa rezeki cukup tawakkal maka engkau hadirkan anggur padaku. Kemudian mereka tertawa bahagia berdua. Itulah dua logika indah rezeki, yang kebanyakan manusia memahami bahwa jalan satu-satunya rezeki adalah usaha. Sedangkan dalam logika di atas bagi orang yang tawakal pun ada rezeki. Saya sebut sebagai logika Kiper dan Penyerang. 

 

Yang pertama, logika Kiper (penjaga gawang)

Logika ini adalah bagi mereka yang menguatkan diri dengan membangun kapasitas menerima rezeki, seperti sang kiper bola, yang dia selalu latihan menguatkan tangan, menguatkan kaki, menguatkan badan. Sehingga ketika bola melayang ke gawang dia mampu dan kuat menahannya dan menangkapnya. 

Inilah logika yang dibangun Imam Malik,  bahwa tawakal adalah jalan rezeki yang sangat efektif bagi jalan kaya manusia. Sehingga dalam Al Qur'an Allah SWT selalu menggunakan kata "mimma razaqnahum" artinya rezeki yang kami karuniakan. artinya rezeki adalah Allah SWT karuniakan, hantarkan kepada manusia. 

Untuk mendapatkan rezeki kiper ini harus melatih diri sehingga mampu menerima. Karena ketika rezeki ini diberikan tanpa persiapan maka akan berujung pada kekalahan diri. Rezeki akan lepas, dan kita akan menyesal. Persiapan ini adalah persiapan ilmu, bagaimana kemampuan menangkap rezeki dan kemampuan melempar rezeki tepat sasaran. Selanjutnya latihan kekuatan iman, agar ketika rezeki datang kita tidak terlena, tidak kaget dan nervous. Karena sifat rezeki ini adalah tak disangka, sehingga kesiapan harus optimal. 

Kesiapan inilah yang harus dibangun, bagaimana ketakwaan dalam diri, perintah Allah SWT jangan ada yang tinggal, larangan Allah SWT jangan ada yang terlakukan. Tauhid harus mapan dalam hal ini, karena tawakkal tanpa iman hanya menjadi pasrahnya orang putus asa. 

Tawakkal yang baik adalah tawakkalnya Maryam binti Imran yang diberi rezeki di mihrab dari surga oleh Allah SWT, diberikan kurma ketika akan melahirkan. 

Rezeki ini bisa berupa sehat, waktu lapang, saudara, kesabaran, bahkan oksigen yang kita rasakan tanpa kita harus usahakan. Sehingga setiap waktu Allah SWT karuniakan itu, walau kita tidak usahakan.

Rezeki kiper bagi kita kadang berupa proyek yang tidak kita sangka, jabatan yang tidak kita sangka, bahkan bagi anak kita yang belajar mendapatkan beasiswa yang tak disangka. Itu semua rezeki Keeper. Sehingga kekuatan tawakal ibadah dan keyakinan bahwa Allah pasti beri rezeki. Akan tetapi jangan sampai ibadah kita hanya untuk mendapatkan rezeki ini, tetaplah fokuskan pada niatan ikhlas dan ridho Allah, rezeki adalah urusan Allah, jangan risau sedikitpun.

 

Kedua rezeki penyerang

Rezeki ini adalah bagi mereka yang selalu mencari dan mencari, berusaha dan berusaha. Membaca peluang dan membangun rencana, aksi dan evaluasi. Rezeki ini adalah rezeki normal, rezeki yang bisa dinalar dan dilogikan oleh rasio. Seperti seorang penyerang yang harus lari, menyambut bola dan menendangnya. Maka rezeki ini yang harus disiapkan bagi seseorang adalah keterampilan mencari peluang, merencanakan dan mengeksekusi rencana. Memang cenderung cape rezeki ini, karena membutuhkan banyak energi fisik dan pikiran. 

Bagi seorang penyerang akan selalu waspada melihat kemana bola berlari, bahkan kadang harus berebut dengan orang lain, karena kalau tanpa merebut akan kalah. 

Bagi mereka yang mengambil logika ini harus penuh kesabaran, karena banyak persaingan, karena banyaknya pemain di dalamnya. Bahkan kalau tidak sabar, mereka bisa menjegal kawan. 

Rezeki ini harus benar-benar kuat ilmu bisnis dan kegigihannya, karena energi yang dikeluarkan sangat banyak. Logika ini seperti perintah Allah untuk mencari akhirat dan jangan lupakan dunia. Umar bin Khattab mengatakan, carilah duniamu seakan hidup seribu tahun, dan carilah akhiratmu seakan mati esok. 

Bagi kita boleh saja memilih salah satu dari dua rezeki itu, seperti contoh Imam Malik dan Imam Syafi'i, atau kisah fudhail bin iyadh. Akan tetapi kita ketika ingin kuat dan memiliki peluang lebih, ambilah kondisi kiper dan penyerang. Kuatkan tawakal dengan penuh ketulusan, cari ibadah yang menguatkan hati kepada Allah, dan bersemangat dalam berusaha. Maka akan lebih luas peluang rezeki itu. Akan tetapi jangan lupa bahwa tujuanmu sekali lagi bukan uang, kekayaan harta, tetapi kaya hati dan ilmu. Salam

 

Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : Tausyiah

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website